BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan
harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling
riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa
kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan
belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan
berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya
manusia.
Dimana Kegiatan pembelajaran dijadikan sebagai proses transformasi pesan
edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam
pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik
kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan
berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian
keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses
komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa
yang mendorong kita berkomunikasi dalam proses pembelajaran?
2) Apa
Fungsi Komunikasi Pembelajaran Menurut pakar komunikasi?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk
mengetahui faktor yang mendorong kita untuk melakukan kominikasi dalam
pembelajaran.
2) Untuk
mengetahui fungsi komunikasi menurut pakar kumunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi Pembelajaran
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian
pesan tertentu dari sumber belajar (misalnya guru, instruktur, media
pembelajaran,dll.) kepada penerima (peserta belajar, murid, dsb), dengan tujuan
agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran tertentu) dapat diterima
(menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik / murid-murid. Kesadaran yang
demikian ini tidaklah dijumpai dalam penyelenggaraan pendidikan yang telah
berlangsung dari abad ke abad, melainkan baru terjadi pada sekitar tahun
1950-an, pada waktu Berlo mengembangkan suatu model komunikasi yang disebutnya
SMCR, singkatan dari Source, Message, Channel dan Receiver. Adanya kesadaran
bahwa proses belajar dan pembelajaran adalah merupakan proses komunikasi
membawa implikasi-implikasi yang sangat penting dan mendasar bagi
penyelenggaraan dan pelaksanaan serta hakikat proses belajar dan pembelajaran
itu sendiri.
B.
Fungsi-Fungsi Komunikasi Pembelajaran Menurut Pakar Komunikasi
·
Menurut Thomas M. Scheidel
Kita
berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk
membangun kontak social dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi
orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.
·
Menurut Gordon I. Zimmerman et al
Tujuan
komunikasi dibagi menjadi dua kategori. Pertama, kita berkomunikasi untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita – untuk memberi
makan dan pakaian kepada diri-sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan
lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk
menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain
·
Menurut Rudolf F. Verderber
Komunikasi
mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan
kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara
hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang
akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana
belajar menghadapi tes.
·
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Komunikasi
mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup
diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi,
menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua,
untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan
sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
·
Menurut William I.Gordon
Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat
fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah
berkomunikasi dengan manusia akan hilang, karena ia tidak punya waktu untuk
mengatur diri mereka sendiri dalam lingkungan sosial. Komunikasi yang
memungkinkan individu untuk membangun dan menggunakannya sebagai kerangka acuan
untuk menafsirkan pantuan, setiap situasi yang dia hadapi. Demikian pula,
komunikasi yang memungkinkan penelitian dan menerapkan strategi adaptif untuk
mengatasi situasi bermasalah bahwa ia masuk.
Tanpa terlibat dalam
komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimanamakan, minuman, berbicar sebagai
manusia dan beradab lainnya manusi memperlakukan, sebagai cara berperilaku yang
harus dipelajari melalui kluarga orang tua dan hubungan dengan orang lain
menunjuk adalah komunikasi. Implasif adalah fungsi komunikasi sosial adalah
fungsi komunikasi budaya.
Ilmuwan sosial mengakui
bahwa budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik, seperti dua sisi
dari satu koin. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada
gilirannya juga membantu menentukan komunikasi, memelihara, mengembangkan atau
lulus pada budaya. = Fungsi komunikasi sosial dapat dibentuk dengan formasi:
pembentukan konsep diri, pernyataan eksistensi diri dan untuk kelangsungan
hidup, hubungan dan kebahagiaan.
a. Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri
adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang hanya dapat diperoleh
melalui informasi orang lain yang diberikan kepada
kita. Manusia tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lain mungkin tidak
menyadari bahwa ia adalah seorang laki-laki. Kita menyadari bahwa kita adalah
manusia karena orang di sekitar kita menunjukkan kepada kita melalui perilaku
dan perban bahwa kita manusia nonverbal mereka.
Anda
mencintai diri sendiri jika Anda memiliki cinta, Anda berpikir Anda pintar
ketika orang di sekitar Anda mengaggap Anda cerdas, Anda merasa Anda tampan
atau cantik ketika orang di sekitar Anda mengatakan begitu. Konsep diri awal
umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang dekat di sekitar kita,
termasuk kerabat. Mereka disebut orang lain yang signifikan. Orang tua kita,
atau siapa pun yang peduli untuk kami pertama kalinya, mengatakan kepada kami
melalui kata-kata dan tindakan yang kita baik, konyol, nakal cerdas, rajin, tampan,
cantik, dan sebagainya.
b. Pernyataan Eksistensi Diri
Orang
berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Ini disebut aktualisasi diri
atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri. Kita dapat memodifikasi ekspresi
dari filsuf Perancis Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal Cogito Ergo Sum
(“Aku berpikir, maka saya ada”) menjadi “saya berbicara, karena itu saya ‘.
Jika kita tetap diam, orang lain akan memperlakukan kita sebagai jika kita
tidak ada. Tapi kita berbicara, kita menyatakan bahwa kita benar-benar ada.
Fungsi
komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat dalam seminar pena line.
Meskipun penanya telah memperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan
langsung kepokok masalah, pena atau komentator sering berbicara panjang lebar,
mengajarkan penonton, dengan argumen yang tidak relavan. Eksistensi sendiri
juga sering diungkapkan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di ruang
sidang untuk mendengar bertele-tele mereka, karena mereka merasa paling benar
dan yang paling penting, semua orang ingin berbicara dan didengar.
c. Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh Kebahagiaan
Sejak lahir,
kita tidak bisa hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti
makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan
kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi
terhadap lingkungan.
Melalui
komunikasi kita juga bisa memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan
kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman,
simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui
komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai perasaan dan membandingkan
kualitas perasaan satu dengan perasaan orang lain.
2. Komunikasi
Ekspresif
Komunikasi
ekspresif sering dilakukan buat menyampaikan perasaan-perasaan kita. Kebanyakan
komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal. Ungkapan kasih sayang,
marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.
Namun,
paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh mengatakan,
"saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan
pandangan matanya tajam. Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu
daripada bahasa verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi
komunikasi sosial seseorang.
3. Komunikasi
Ritual
Fungsi
komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun bentuk
penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya upacara perkawinan, ritual
keagamaan, sampai memperingati tanggal bersejarah. Mereka nan terlibat dalam
komunikasi ritual dianggap berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok nan
merayakannya. Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen individu
terhadap tradisi dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang
nan baru masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung harus melakukan
komunikasi ritual nan baru. Mereka seolah diwajibkan buat melakukan komunikasi
ini buat menunjukkan bahwa mereka memang siap dan akan bergabung dalam
lingkungan baru ini. Misalnya mahasiswa baru harus melakukan
"pengenalan" atau nan sering disebut ospek.
Selain buat
komitmen emosional individu, komunikasi ritual juga sering digunakan buat
mempererat kepaduan dalam suatu kelompok. Komunikasi ritual akan menciptakan
rasa nyaman dan perasaan tertib. Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi
kegiatan ritual nan paling penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan
nan menyertai komunikasi ini.
Deddy juga
menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah sepenuhnya makhluk
rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika ditimbang
secara rasio. Namun, manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau
tujuannya berbeda-beda. Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai
anggota dari komunitas, atau menciptakan rasa kondusif dan tenteram. Tidak
rasional, namun hal inilah nan membedakan manusia dengan seperangkat gadget
modern.
4.
Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi yang berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah Komunikasi
yangberfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan (to inform) dan mengandung
muatanpersuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya
mempercayai bahwafakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak
untuk diketahui.
Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental bertujuan untuk
menerankanmengajar,menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
mengubahperilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur.Sebagai
instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
membangunhubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi
komunika membuatkita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan
dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama.
Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi
dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian,menumbuhkan kesan yang
baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi,dan politik,
yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impressionmanagement),
yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan,
mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada
dasarnya untuk menunjukkankepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita
inginkan.Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnyakeahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun
keahlian menulis. Kedua tujuan itu(jangka pendek dan panjang) tentu saja saling
berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesanitu secara kumulatif dapat
digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupakeberhasilan dalam karier,
misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatansosial, dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari
para ilmuwan yangbila dicermati saling melengkapi.[1] Misal pendapat Onong
Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi,
mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam
Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27)memaparkan fungsi komunikasi sebagai
berikut:
1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang
mempengaruhi nilai masyarakat.
2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan
dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
3. Menurunkan warisan sosial dari
generasi ke generasi berikutnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpualan
Komunikasi
tak melulu masalah menyampaikan pesan. Esensinya memang itu, tapi fungsi dan
tujuannya dapat lebih luas. Klarifikasi dari Scheidel tadi juga mengarahkan
konklusi pada teori dari Rudolph F, Verderber. Menurutnya, komunikasi memiliki
dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan.
Penjelasan
fungsi komunikasi dari William I. Gorden lebih luas lagi. Menurutnya komunikasi
memiliki empat fungsi utama. Keempat fungsi itu ialah komunikasi sosial,
komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Dia
menganggap bahwa fungsi-fungsi komunikasi itu tak saling berdiri sendiri.
Semuanya saling mempengaruhi, namun memang ada fungsi nan dominan dalam kondisi
dan konteks tertentu.
B. Saran
Diharapkan
agar mahasiswa khusunya pendidik dapat lebih mengetahui dan memahami peranan
media pendidikan dalam proses komunikasi pembelajaran yang ada. Sehingga
setelah mempelajari pembahasan ini, kita mampu mengefektifkan proses komunikasi
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar