Nama :
Leni Nur’Azizah
Nim :
2014.17.01916
Jurusan/smt : PAI A / VI
Tugas UTS : Analisis Harapan dan Kenyataan Pendidikan Luar
Sekolah
Mata Kuliah : Pendidikan Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Dr. Asep Mulyana, M.Si
A. Harapan
Pendidikan Luar Sekolah
Harapan Pendidikan Luar Sekolah
mampu membelajarkan individu agar mampu mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya ke arah perwujudan pribadi yang utuh dan membelajarkan masyarakat
sehingga terwujud masyarakat yang memahami arti pendidikan sepanjang hayat.
Sehingga masyarakat mengerti bahwa pendidikan itu tidak terikat oleh ruang dan
waktu. Maka
dari itu setiap umat islam haruslah menjungjung tinggi nilai-nilai keislaman
dan wajib atasnya untuk menutut ilmu yang berguna sepanjang hayatnya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : Menuntut
ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR.IbnuMajah)
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi tiap muslim baik itu laki-laki maupun perempuan
dan merupakan media pedidikan yang harus terus dijalani sepanjang hayatnya di
mana saja, oleh siapa saja ilmu itu disampaikan dan untuk siapa saja seseorang menyampaikan
ilmu yang ia miliki.
Pendidikan Luar Sekolah bisa mendidik masyarakat yang dapat memanfaatkan
nilai yang baik dan lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi keluarga,
masyarakat bangsa dan Negara. Pendidikan itu dijalankan agar dapat membentuk
manusia yang dapat berguna, lebih sempitnya untuk dirinya sendiri, untuk
keluarganya, untuk masyarakat atau orang-orang disekitarnya dan juga lebih
luasnya sesuai dengan UUD Negara RI 1945 untuk menjadikan manusia yang adil dan
beradab serta menjadikan manusia yang dapat bermanfaat bagi negaranya.
Kemampuan mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan diri. Pendidikan
luar sekolah juga harusnya dapat membentuk kepribadian seorang manusia menjadi
lebih baik, jika sebelumnya mungkin pribadinya buruk karena belum banyak
belajar dan belum tau berprilaku, dengan adanya pendidikan luar sekolah ini dapat
memberikan kepada manusia tentang bagaimana berpriaku yang baik dan apa baik
buruknya jika perilaku kita baik. Sehingga manusia dapat berprilaku baik dan
dapat menempati tempat sendiri dalam lingkungan masyarakat.
Kemampuan menghadapi tantangan hidup, baik dalam lingkungan keluarga atau
masyarakat. Dengan pendidikan luar sekolah diharapkan dapat mencetak manusia
yang siap menghadapi permasalahan dengan bijaksana, baik itu permasalahan yang
berada di lingkungan keluarganya maupun di masyarakat. Sehingga dapat
terciptanya kerukunan dan kesejahteraan, baik dalam lingkungan keluarga maupun
di lingkungan masyarakat, bahkan bisa mengatasi persolan yang lebih kompleks di
masyarakat.
Kemampuan untuk membina keluarga sejahtera dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum. Jika kita menginginkan perubahan untuk hal yang besar, kita harus
mengubah hal kecil dahulu, contohnya dengan dapat menciptakan kesejahteraan di
lingkungan keluarganya sehingga dapat meningkatkan tarap kesejahteraan di
lingkungan yang lebih luas lagi bahkan hingga menjadikan negara yang sejahtera.
Mengembangkan wawasan manusia yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai
warga Negara, Kesadaran berbangsa bernegara, dan bermasyarakat dalam rangka
pembangunan manusia dan masyarakat pancasila. Dalam pendidikan luar sekolah
diharapkan dapat menjadikan manusia yang cinta tanah air, sehingga dapat
menjaga keutuhan wilayah maupun keutuhan dari segi budaya dan nilai-nilai
budaya bangsa.
Kemampuan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Karena harapannya dapat menegaskan bahwa pendidikan luar sekolah dapat mengembangkan
secara selaras, serasi dan seimbang. Kecerdasan sikap, kreativitas, dan
keterampilan dalam upaya peningkatan mutu dan taraf hidup individu, keluarga,
masyarakat bangsa dan negara.
Upaya pencapaian tujuan yang institusional tersebut pada hakikatnya
dilimpahkan kepada pranata kelembagaan pendidikan keluarga, pendidikan
perluasan wawasan, dan pendidikan keterampilan. Pendidikan luar sekolah
mempunyai peranan yang penting untuk merealisasikan tujuan pendidikan yang
belum dapat tercapai sepenuhnya melalui pendidikan persekolahan.
Pendidikan luar sekolah dapat berperan sebagai pengganti, pelengkap atau
penambah program pendidikan persekolahan. Dengan cara mendidik keterampilan dan
paket B yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
B. Kenyataan
Pendidikan Luar Sekolah
Kenyataan pendidikan luar sekolah
kurang diminati oleh masyarakat dengan berbagai alasan, diantaranya karena
pendidikan luar sekolah yang kurang terkondisikan, baik dari segi tenaga
pendidik dan sumber belajar masih kurang profesional serta motivasi belajar
peserta didik rendah.
Kurangnya
koordinasi disebabkan oleh keragaman dan luasnya program yang diselenggarakan
oleh berbagai pihak. Semua lembaga pemerintah, baik yang berstatus departemen
maupun non departemen, menyelenggarakan program-program pendidikan nonformal.
Berbagai lembaga swasta, perorangan, dan masyarakat menyelenggarakan program
pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lembaga tersebut
atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya variasi program yang
dilakukan oleh berbagai pihak itu akan memungkinkan terjadinya program-program
yang tumpang tindih. Program yang sama mungkin akan digarap oleh berbagai
lembaga, sebaliknya mungkin suatu program yang memerlukan penggarapan secara
terpadu kurang mendapat perhatian dari berbagai lembaga. Oleh karena itu
koordinasi antar pihak penyelenggara program pendidikan nonformal sangat
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program serta untuk mendayagunakan sumber-sumber dan
fasilitas dengan lebih terarah sehingga program tersebut mencapai hasil yang
optimal.
Tenaga pendidik atau sumber belajar
yang profesional masih kurang. Penyelenggara kegiatan pembelajaran dan
pengelolaan program pendidikan nonformal sampai saat ini sebagian terbesar
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang tidak mempunyai latar belakang pengalaman
pendidikan nonformal. Keterlibatan mereka dalam program pendidikan didorong
oleh rasa pengabdian kepada masyarakat atau kerena tugas yang diperoleh dari
lembaga tempat mereka bekerja, dan mereka pada umumnya berlatar belakang
pendidikan formal. Kenyataan ini sering mempengaruhi cara penampilan mereka
dalam proses pembelajaran anatara lain dengan menerapkan pendekatan mengajar
pada pendidikan formal di dalam pendidikan nonformal sehingga pendekatan ini
pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pembalajaran dalam pendidikan
nonformal. Pengelolaan program pendidikan nonformal memerlukan pendekatan dan
keterampilan yang relatif berbeda dengan pengelolaan program pendidikan formal.
Untuk mengatasi kelemahan itu maka diperlukan upaya peningkatan kemampuan
tenaga pendidik yang ada dalam pengadaan tenaga profesional pendidikan yang
berlatar belakang pendidikan nonformal.
Selain itu
kenyataannya dalam pendidikan luar sekolah motivasi belajar peserta didiknya
masih relatif rendah. Kelemahan ini berkaitan dengan berbagai aspek yang sangat
penting membangkitkan motivasi peserta didik pendidikan luar sekolah,
diantaranya yakni kesan pendidikan luar sekolah di mata masyarakat, tenaga
pendidik dalam pendidikan luar sekolah yang berlatar belakang pendidikan
formal, pendidikan luar sekolah yang program belajarnya sulit diterapkan hasil
belajarnya dan juga lulusan pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah
dianggap lebih rendah statusnya.
Motivasi
belajar pada peserta didik pendidikan manapun sangat penting, karena dengan
motivasi yang tinggi akan mempermudah tercapainnya tujuan-tujuan dalam
pendidikan luar sekolah. Adanya kesan umum bahwa pendidikan luar sekolah lebih
rendah nilainya daripada pendidikan formal membuat peserta didik pada
pendidikan luar sekolah rendah sekali
motivasi belajarnya bahkan ada yang merasa malu untuk mengakui pendidikan luar
sekolah karena betapa rendahnya pendidikan luar sekolah di mata masyarakat
umum. Berbeda dengan pendidikan formal yang peserta didiknya memiliki motivasi
kuat untuk memperoleh ijazah.
Pendidik
adalah aspek yang penting dalam menyampaikan ilmu dalam proses pembelajaran,
namun dalam pendidikan luar sekolah pendekatan yang dilakukan oleh pendidik
kebanyakan belum sesuai dengan pendidikan luar sekolah yang diharapkan.
Kebanyakan pendidiknya yang mempunyai latar belakang pengalaman pendidikan
formal jelas sangatlah bertolak belakang, bukan karena berbeda status namun
jika paralel pendidik yang berlattar belakang non formal dan mendidik di
lembaga pendidikan non formal menjadi lebih selaras untuk perbaikan mutu
pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah. Selain itu juga dalam penerapannya
dalam kegiatan pendidikan luar sekolah pada umumnya tidak kondusif untuk
mengembangkan minat peserta didik.
Masih
terdapat program pendidikan, yang berkaitan dengan upaya membekali peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan dibidang ekonomi, namun didalamanya tidak
dilengkapai dengan masukan lain (other input), sehingga peserta didik
atau lulusan sulit bahkan tidak dapat menerapkan hasil belajarnya.
Para lulusan pendidikan nonformal
dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan status pendidikan formal, baik
dalam masyarakat maupun dunia kerja. Selalu saja terjadi para lulusan
pendidikan nonformal di nomor duakan setelah pendidikan formal yang dianggap
lebih bagus, lebih terlatih dan lebih baik dari peserta didik yang lulusan
pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar