Jumat, 10 Februari 2017

Model Pembelajaran Kumuntikatif


Kelompok Komunikatif: Leni Nur'Azizah, Mahmud, Casi'a dan Delvia

A. Pengertian komunikatif
Komunikasi dikatan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik, sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham), itulah yang dinamakan komunikatif.[1]
 Komunikatif adalah mampu menyampaikan pesan dengan baik , artinya pesan yang diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampakan oleh pengirim pesan (sender). Dan yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi, namun termasuk juga pemikiran/gagasan, keinginan, dan perasaan. Dan menyampaikannya melalui lisan atau tulisan.[2]
  1. Karakteristik komunikatif
Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa karakteristik pendekatan komunikatif adalah:
(1) kompetensi komunikatif lebih bersifat dinamis daripada statis,
(2) kompetensi komunikasi bersifat kontekstual,
(3) kompetensi komunikasi bersifat relatif, bergantung pada aspek-aspek lain yang terkait, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan
(4) kompetensi komunikasi berkaitan dengan dikotomi kompetensi kebahasaan dan kompetensi performasi.[3]

  1. Penerapan komunikatif
Pendekatan Komunikatif sistem pembelajaran yang menekankan pada aspaek komunikasi interaksi dan mengembangakan kompetensi  kebahasaan  serta keterampilan berbahasah (menyimak membaca menulis berbicara)sebagia tujuan pembakajran bahasa dan mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan komunikasi dalam kehiduoan sehari-hari Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI,2001:742) dijelaskan bahwa prosedur merupakkan tahap-tahap kegiatan untuk menyeleseiakan suatu aktivitas, sedangkan strategi merupakan rencana yng cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.[4]
  1. Penerapan  Implementasi pendekatan komunikatif

a.       Konteks dan tema digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata siswa. Tujuannya adalah agar pembelajaran bahasa berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar, tidak disajikan dalam kalimat-kalimat yang sulit dimengerti siswa, misalnya penggambaran kegiatan di rumah, di dapur, di jalan, di desa, di sekolah, dan sebagainya.
b.      Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya :
1)    Untuk menyatakan informasi faktual (melaporkan, menanyakan, mengoreksi, dan mengidentifikasi)
2)    Menyatakan sikap intelektual (menyatakan setuju atau tidak setuju, menyanggah, dan sebagainya)
3)    Menyatakan sikap emosional (senang, tidak senang, harapan, kepuasan, dan sebagainya)
4)    Menyatakan sikap moral (meminta maaf, menyatakan penyasalan, penghargaan, dan sebagainya)
5)    Menyatakan perintah (mengajak, mengundang, memperingatkan, dan sebagainya).
Pengajian fungsi itu sebaiknya disajikan di dalam konteks, tidak dalam bentuk kalimat-kalimat yang lepas.
c.       Pembelajaran menekankan pada pengembangan kompetensi bahasanya, bukan pada pengetahuan bahasanya saja, sehingga siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam merancang materi pengajaran yang mengacu pada pendekatan komunikatif menurut Brown, yaitu:
1)    Tujuan pembelajaran di dalam kelas difokuskan pada semua komponen dari kemampuan berkomunikasi
2)    Teknik dalam pembelajaran bahasa dirancang untuk melibatkan siswa dalam penggunaan bahasa yang pragmatis, autentik, fungsional dan bermakna
3)    Kelancaran dan ketepatan berbahasa yang dapat melandasi teknik-teknik komunikatif
4)    Siswa pada akhirnya harus menggunakan bahasa, baik secara produktif maupun reseptif.

E.     Contoh produk komunikatif
a.       Ketika Tanya jawab antara siswa dengan guru, maka akan terjadi interaksi dan pertukaran informasi
b.      Ketika siswa menggunakan keterampilan berbahasanya (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara), maka secara langsung maupun tidak, telah terjadi pembelajaran dengan pendekatan komunikatif
c.       Simulasi dan bermain peran. Contoh :
1)      Siswa diminta membayangkan dirinya ada dalam situasi yang dapat terjadi di luar kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya bertemu seorang teman di jalan, tetapi dapat pula kejadian yang bersifat kompleks, negosiasi di dalam bisnis. 
2)     Siswa diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa kasus, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri, tetapi dalam beberapa kasus-kasus lain mungkin mereka memperagakan sesuatu, di dalam simulasi
3)     Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi ini benar-benar terjadi, sesuai dengan peran mereka masing-masing. Permainan peran tidak selalu dalam bentuk akting, tetapi dapat juga dalam bentuk debat, atau improvisasi.[5]



  1. Kesimpulan
Bisa dikatakan komunikatif apabila komunikasi memiliki tujuan untuk orang lain dalam memahami pesan yang disampaikan oleh seoarang pemberi pesan (komunikator) jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik, sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham), itulah yang dinamakan komunikatif.
      D.  Saran
Komunikatif harus dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena Salah satu hal yang menyebabkan banyak orang berselisih paham adalah  kurangnya komunikatif. komunikasi terkadang menjadi hal yang disepelehkan, padahal kesalahan dalam komunikasi dapat menimbulkan sebuah permasalahan yang runyam dalam relasi dua atau lebih orang.












DAFTAR PUSTAKA

Ø  http://euislatifah.blogspot.co.id/2014/06/pendekatan-komunikatif-dalam.html
Ø  Alwi, Hasan. 2001. KBBI.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: BR.
Ø  https//diganovensa.wordpres.com/2012/10/15/pendekatan-komunikatif-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia/






[1] www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-efektif.html?m=1
[2] http://id.answer.yahoo.com/question /index?qid=20111011001953AAfU5OH
[3] http://euislatifah.blogspot.co.id/2014/06/pendekatan-komunikatif-dalam.html
[4] Alwi, Hasan. (2001. 742 ) KBBI.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: BR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar