Kata Pengantar: Resume buku
Administrasi dan Supervisi Pendidikan yang ditulis oleh Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP. Yang diterbitkan oleh PT. Remaja Rosdakarya, cetakan ke duapuluh,
Maret 2014 ini, sangat mengacu pada Mata Kuliah Dasar Pendidikan sebagai mata
kuliah wajib bagi semua mahasiswa. Dalam resume buku ini dipaparkan tentang
pokok-pokok materi administrasi dan supervisi pendidikan. Diharapkan agar
sebagai calon guru mengetahui dan memahami apa sebenarnya tugas seorang
supervisor pendidikan dalam pembinaan dan pengembangan pendidikan pada umumnya.
Selain oleh mahasiswa dan calon guru resume buku ini juga bermanfaat untuk
kepala sekolah dan guru-guru dalam rangka meningkatkan profesinya sebagai
pimpinan dan pengelola pendidikan.
BAB
I
PENGERTIAN,
SCOPE, DAN FUNGSI-FUNGSI
POKOK
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Apakah
administrasi pendidikan itu?
Di
Indonesia administrasi pendidikan baru diperkenalkan melalui beberapa IKIP
sejak tahun 1960-an dan baru dimasukan sebagai mata pelajaran dan mata ujian
SGA/SPG sejak tahun ajaran 1965/1966 dan terus mengalami perkembangan sesuai
dengan perkembangan pendidikan.
2. Manajemen
dan administrasi pendidikan
Manajemen
adalah fungsi dewan manajer, untuk menetapkan kebijakan mengenai apa macam
produk yang akan dibuat, bagaimana pembiayaan, memberikan servis dan memilih
serta melatih pegawai dan lain-lain faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha.
Manajemen bertanggung jawab membuat susunan organisasi untuk melaksanakan
kebijakan.
3. Administrasi
pendidikan dan administrasi sekolah
Administrasi
sekolah merupakan bagian dari administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan
meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di
suatu negara sedangkan administrasi sekolah hanya sebatas pengelolaan di
sekolah.
4. Scope
(bidang garapan) administrasi pendidikan
Bidang
garapan administrasi pendidikan yaitu, (a) administrasi tata laksana sekolah,
(b) administrasi personel guru dan pegawai sekolah, (c) administrasi murid, (d)
supervisi pengajaran, (e) pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, (f) pendidikan
dan perencanaan bangunan sekolah, (g) hubungan sekolah dengan masyarakat.
5. Pentingnya
administrasi pendidikan
Semua
kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik jika
pelaksaannya melalui proses-proses yang menuruti garis fungsi-fungsi
administrasi pendidikan tersebut.
6. Fungsi-fungsi
pokok administrasi pendidikan
Fungsi-fungsi
administrasi pendidikan yaitu, (a) perencanaan (planning), (b) pengorganisasian
(organizing), (c) pengoordinasian (coordinating), (d) komunikasi, (e)
supervisi, (f) kepegawaian (staffing), (g) pembiayaan (budgeting), (h)
penilaian (evaluating).
BAB
II
KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN
1. Pengertian
kepemimpinan
Konsep kepemimpinan ada tiga yaitu,
suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir pada seorang
pemimpin, dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya,
dan kondisi atau situasi kelompok. Definisi kepemimpinan dikemukakan oleh
Prajudi Atmosudirdjo kepemimpinan dapat ditelaah sebagai kepribadian, penyebab
kegiatan, kesanggupan, motivasi yang tepat, dan bisa diartikan juga sebagai
sarana bekerjasama.
2. Dimensi-dimensi
kepemimpinan
Secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori yang
berbeda, yaitu: yang mengenai orang dan hubungan interpersonal, dan yang
mengenai pencapaian produksi atau tugas.
3. Pendekatan
dan model kepemimpinan
Carrol dan Tosi merangkum menjadi tiga
pendekatan atau teori kepemimpinan yaitu: pendekatan sifat, pendekatan prilaku,
dan pendekatan situasional. Pendekatan sifat-sifat, keberhasilan atau kegagalan
ditentukan oleh sifat-sifat pemimpin yang dibawa sejak lahir bukan karena
dilatih. Pendekatan prilaku, keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh sikap
dan gaya kepemimpinan pemimpin. Pendekatan situsional (kontigensi),
keberhasilan dan kegagalan tidak hanya dipengaruhi oleh sifat dan prilaku
pemimpin tetapi oleh situasi lingkungan yang berbeda, semangat majupun watak
bawaan yang berbeda-beda.
Beberapa model kepemimpinan, yakni Model
kepemimpinan kontigensi fielder,seorang pemimpin akan cenderung berhasil dalam
menjalankan kepemimpinan apabila menerapkan gaya kepemimpinan lebih dari satu
untuk menghadapi situasi berbeda. Model kepemimpinan tiga dimensi, dalam
pendekatan menggabungkan tiga kelompok gaya yakni gaya dasar, gaya efektif dan
gaya tak efektif menjadi satu kesatuan. Model kontinum berdasarkan banyaknya
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan, dua macam kondisi utama yaitu
tingkat keefektifan teknis di antara para bawahan dan tingkat motivasi serta
dukungan para bawahan.
Aplikasi bagi pendidikan yaitu sebagai
pendidik guru dan pendidik lainnya diharapkan menjadi suri teladan yang baik
kepada anak-anak didiknya. Kepala sekolah dituntut memiliki sifat baik agar
dapat menjadi contoh bagi guru-guru maupun siswa-siswanya.
BAB
III
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
1. Tipe
atau gaya kepemimpinan
Tipe
atau gaya kepemimpinan yang pokok/ekstrem ada tiga yaitu (1) otokratis,
supervisi pemimpin mengontrol. (2) laissez faire, suvervisi pemimpin tidak
mengontrol. (3) demokratis, supervisi pemimpin selalu berpangkal pada
kepentingan kelompoknya.
2. Sifat-sifat
kepemimpinan
Sifat
pemimpin harus disesuaikan dengan golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya.
Sifat-sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan yaitu (1) rendah hati
dan sederhana. (2) suka menolong. (3) sabar dan memiliki kestabilan emosi. (4)
percaya diri. (5) jujur, adil dapat dipercaaya. (6) keahlian dalam jabatan.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemimpin
Faktor
dominan yang mempengaruhi prilaku pemimpin, yakni (1) Keahlian dan pengetahuan
pemimpin, (2) jenis pekerjaan atau lembaga, (3) sifat kepribadian pemimpin, (3)
sifat kepribadian yang dipimpin, (4) sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin.
4. Kepala
dan pemimpin
Kepala
dan pemimpin mengepalai kelompok yang berbeda. Kepala tidak selalu bagian dari
kelompok tetapi pemimpin bagian dari kelompok, dalam praktek kepala juga diakui
sebagai pemimpin. Tugas kepala bertanggung jawab terhadap pihak
ketiga/atasannya. Seorang kepala berghasil jika kelompoknya berhasil. Seorang
kepala harus memiliki kecakapan agar memperoleh pengakuan sebagai pemimpin.
5. Peranan
seorang pemimpin
Seorang
ahli jiwa berpendapat Peran seorang pemimpin ada 13 macam, yaitu: pelaksana,
perencana, seorang ahli, mewakili kelompok, mengawasi hubungan anatar kelompok,
pemberi ganjaran/pujian dan hukuman, sebagai wasit dan penengah, merupakan
bagian dari kelompok, lambang kelompok, pemegang tanggung jawab, pencipta
cita-cita, sebagai seorang ayah, dan yang terakhir sebagai kambing hitam.
6. Pengambilan
putusan
Ø Langkah
pengambilan keputusan yaitu; menetapkan masalah, pemecahan masalah,
mengidentifikasi, menilai, memilih alternatif yang baik, dan implementasi yang
dipilih.
Ø Model
mengambil keputusan yaitu; prilaku, informasi, normatif, dan parcitivative
decision making ( mengikutsertakan bawahan ).
Ø Jenis
partisipasi yaitu; sentraliasi demokratis, parlementer, penentuan oleh peserta.
BAB
IV
KEPENGAWASAN
DALAM PENDIDIKAN
1. Masalah
tanggung jawab
Tanggung
jawab adalah kesanggupan untuk menjalankan tugas kewajiban yang dipikulkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya.
2. Supervisi
( kepengawasan )
Supervisi
ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
3. Jenis
Supervisi
Supervisi
klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan)
antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang
ideal.
Pengawasan
melekat dan pengawasan fungsional, yakni setiap pemimpin adalah pengawas
terhadap bawahannya masing-masing, dan pengawasan fungsional adalah kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai
pengawas.
4. Inservice-training
dan upgrading
Inservice-training
ialah segala kegiatan yang diberikan dan diterima oleh para petugas pendidikan
yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman.
Upgrading
ialah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf ilmu sehingga keahliannya
bertambah luas dan mendalam.
5. Penempatan
guru dan mutasi pimpinan sekolah
Semua
pertimbangan tersebut di atas hendaknya dijalankan atas dasar demi kelancaran
dan tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan, dan bukan
semata-mata didasarkan atas kepentingan pribadi. Mutasi ialah pemindahan
pegawai dari jabatan organisasi pegawai yang tinggi ke rendah ataupun
kebalikannya.
BAB
IX
ARTI,
PROGRAM, DAN ORGANISASI BIMBINGAN DI SEKOLAH
1. Pengertian
Bimbingan ialah bantuan yang diberikan
kepada seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam mengatur
kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian atau pandangan hidupnya,
membuat putusan-putusan dan memikul beban hidupnya sendiri. Bimbingan berlaku
bagi anak-anak yang normah ataupun abnormal dan juga bagi orang-orang dewasa.
2. Fungsi
bimbingan dalam pendidikan
Hubungan bimbingan terhadap pendidikan
ialah menyangkut faktor-faktor di luar individu, yang berguna bagi individu itu
dalam usaha mengembangkan dirinya. Bimbingan mengefektifkan program sekolah
dengan memperhatikan individu anak-anak, mendekatkan hubungan sekolah dengan
masyarakat, membimbing individu kearah jabatan atau pekerjaan yang sesuai.
3. Program
bimbingan di sekolah
Lengkapnya suatu organisasi bimbingan,
baik dan banyaknya perlengkapan, bermacam-macam bentuk pelayanan dan laporan,
serta adanya spesial personel dalam pelayanan bimbingan, semua ini belum tentu
berhasil baiknya suatu program bimbingan secara keseluruhan. Inti bimbingan
terletak dalam jiwa atau semangat-semangat dalam pelayanan itu diberikan.
Program bimbingan harus dilaksanakan
berdasarkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah digariskan pemerintah
dalam falsafah negara yaitu pancasila dan UUD ’45.
4. Organisasi
bimbingan di sekolah
Lembaga dan bimbingan dibagi menjadi
lima bagian, yaitu: bagian pencegahan dan pemeliharaan, bagian penasihat
akademik dan hubungan sekolah, bagian pusat pengetesan, bagian penyuluhan dan
percobaan, dan bagian rehabilitas dan kuratif.
BAB
V
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR
1. Pendahuluan
Tugas dan tangung jawab kepala sekolah
sekarang mengalami perkembangan dan perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya.
Syarat-syarat minimal seorang kepala sekolah. Disamping syarat ijazah, juga
pengalaman kerja dan kepribadian yang baik.
Kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya,
hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan yang berkenaan
fungsinya sebagai administrator pendidikan. Diantara: membuat perencanaan,
menyusun organisasi sekolah, bertindak sebagai koordinator dan pengaruh, melaksanakan
pengelolaan kepegawaian. Program tahunan yang dibuat meliputi program
pengajaran,kesiswaan atau kemuridan, kepegawaian, keuangan, dan kelengkapan
atau sarana sekolah.
2. Fungsi-fungsi
pokok oprasional sekolah
Ben M. Harris dalam bukunya supervisory
behavior in education, mengemukakan adanya lima fungsi pokok pengoprasian
sekolah yang harus diketahui dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah, yaitu:
(1) fungsi manajemen, (2) fungsi administrasi umum, (3) fungsi pengawasan dan
supervisi, (4) fungsi pengajaran, dan (5) fungsi pelayanan khusus.
3. Kepala
sekolah sebagai supervisor
Fungsi kepala sekolah sebagai
supervisior mencakup kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan pembangkitan
semangat dan kerjasama guru-guru, pemenuhan alat dan perlengkapan sekolah demi
kelancaran pengajaran, pengembangan dan pembinaan pengetahuan serta
keterampilan guru-guru, dan kerjasama antar sekolah dan masyarakat, yang
semuanya ditujukan untuk mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran siswa.
Teknik yang digunakan oleh kepala sekolah terhadap guru dan pegawai yakni
teknik perseorangan dan teknik kelompok.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN DAN
PENGAJARAN
Struktur organisasi pokok ada dua
macam, sentralisasi dan desentralisasi. Struktur sentralisasi yakni yang
kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada satu pusat badan pemerintahan,
ciri pokoknya keharusan adanya uniformasi atau keseragaman jam mengajar maupun
rezeki yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Sedangkan
struktur desentralisasi yakni yang penyelenggaraan dan pengawasan
sekolah-sekolah berada sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah. Semua kegiatan
sekolah yang dijalankan mendapatkan pengawasan dari pemerintah dan masyarakat.
Organisasi pendidikan di Indonesia,
sejak pendidikan di zaman penjajah Belanda hingga zaman kemerdekaan, sejak
Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang, struktur organisasi dan
administrasi pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan dan
perkembangan. Perubahan itu bergerak dari struktur otokratis menuju ke arah
desentralisasi.
Penyelenggaraan SD di tiap provinsi
ditangani oleh dua badan atau instansi, yakni oleh Kabid Pendidikan Dasar
sebagai organ di bawah kantor wilayah Departemen P dan K, dan oleh jawatan P
dan K (Dinas P dan P) sebagai organ yang langsung di bawah pemerintah daerah
provinsi atau gubernur.
Pendidikan di luar departemen P dan
K juga menyelenggarakan pendidikan dari tingkat TK sampai dengan perguruan
tinggi ialah Departemen Agama. Selain Departemen Agama ada departemen lain yang
pendidikannya berhubungan dengan kebutuhan Departemen masing-masing contohnya
Departemen Kesehatan dan Departemen Pertahanan dan Keamanan.
Struktur Organisasi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan:
a) Mentri
dan Staf Ahli Menteri
b) Unit
Organisasi Tingkat Pusat
c) Kantor
Wilayah Departemen P dan K
d) Kantor
Depdikbud Kabupaten/Kotamadya
e) BAB
VII
f) GURU
DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
g) Pentingnya
partisipasi guru dalam administrasi pendidikan, partisipasi tersebut hendaknya
ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah
untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk
memecahkan berbagai masalah pendidikan.
h) Arti
demokrasi dalam administrasi sekolah, administrasi sebagai kegiatan atau
rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara
untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan. Persetujuan semua merupakan ciri
khas bagi demokrasi di dalam administrasi sekolah.
i) Beberapa
kesempatan berpartisipasi, ada macam-macam kesempatan yang dapat digunakan
untuk mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti dalam; (a) mengembangkan filsafat pendidikan, (b)
memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum, (c) merencanakan program supervisi, (d)
merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian, (e) kesempatan-kesempatan berpartisipasi
lainnya.
j) Orientasi
bagi guru-guru baru, arti orientasi ialah suatu kesempatan yang diberikan
kepada seorang pegawai atas guru yang baru mulai bekerja, untuk mengadakan
observasi dan partisipasi secara langsung dengan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tugasnya sebagai guru, agar dalam waktu yang relatif singkat
dapat segera mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia
bekerja. Masa orientasi sangat diperlukan karena umumnya menghadapi problema
diri maupun yang menyangkut tugas kerja. Tujuan orientasi ialah dapat mendorong
atau memberi motivasi untuk bekerja lebih baik dan bergairah. Kegiatan-kegiatan
orientasi diantaranya; (1) bantuan mendapat perumahan, (2) mengenalkan
guru baru kepada sistem dan tujuan
sekolah, (3) mengenalkan kondisi dan situasi masyarakat lingkungan sekolah, (4)
membantu guru baru dalam perkenalan dan penyesuaiannya terhadap personel
pendidikan, (5) membantu dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan kecakapan
mengajarnya, (6) membangkitkan sifat-sifat dan minat profesional, dan (7)
menyediakan kesempatan untuk bertukar ide-ide.
k) Kode
etik guru; guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya, memiliki kejujuran
profesional, mengadakan komunikasi baik, dan memelihara hubungan baik.
BAB
VIII
ORGANISASI
SEKOLAH
Organisasi sekolah yang baik
dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua
orang sesuai kecakapan dan fungsinya masing-masing. Faktor yang mempengaruhi
susunan organisasi sekolah, dikarenakan setiap sekolah memerlukan susunan
organisasi yang berbeda-beda tergantung kepada keadaan dan kebutuhan sekolah
masing-masing. Faktor yang dapat mempengaruhi perbeda-bedaan dalam susunan
organisasi sekolah yakni; (1) besar kecilnya sekolah, (2) letak sekolah, dan
(3) jenis dan tingkatan sekolah.
|
|
Penyelenggaraan rapat sekolah, merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam hubungannya dengan fungsi organisasi sekolah pada umumnya.
Setiap kegiatan yang dilakukan,baik kelompok maupun perseorangan dalam rangka
kegiatan sekolah, sebelumnya merupakan hasil-hasil permusyawaratan yang telah
diputuskan didalam rapat atau musyawarah. Penjelasan bagaimana rapat nyang baik
dan beberapa ketentuan rapat yang perlu diperhatikan. (a) perencanaan, waktu dan acara rapat, (2)
pimpinan rapat, (3) susunan rapat, (4) putusan rapat, (5) penilaian /evaluasi
terhadap jalannya rapat, (6) fungsi-fungsi penyelenggaraan rapat perlu
bergiliran.
BAB
X
PENTINGNYA
HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
1. Pentingnya
hubungan sekolah dan masyarakat
Sekolah
adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat
dalam pendidikan. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi,
keduanya saling membutuhkan. Dan masyarakat adalah pemilik sekolah sekolah ada
karena masyarakat memerlukannya.
2. Tujuan
hubungan sekolah dan masyarakat
Menurut
Elsbree dan McNally bermacam-macam tujuan dapat dikelompokan menjadi tiga
tujuan pokok,yaitu:
a. Untuk
mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
b. Untuk
mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
c. Untuk
mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
3. Jenis-jenis
hubungan sekolah dengan masyarakat
Penulis berpendapat bahwa hubungan
kerjasama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan dalam tiga jenis
hubungan yaitu:
a. Hubungan
edukatif yakni hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid antara guru
disekolah dan orang tua di dalam keluarga.
b. Hubungan
kultural yakni usaha kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan
adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaaan masyarakat tempat sekolah
itu berada.
4. Hubungan
institusional yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga
atau instansi-instansi resmi lain.
5. Masyarakat
adalah lingkungan sosial
Dr.Siswojo
empat kategori yang saling berkaitan yakni, (1)fisik, teknologi dan sumber
manusia, (2) sistem hubungan keluarga dengan masyarakat, (3) jaringan
organisasi, (4) cara berfikir, kepercayaan dan nilai-nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar